Tulisan ini didedikasikan secara spesial untuk seorang sahabat yang sangat kucintai...
Berawal dari sebuah pertemuan, proses pertemanan, hingga akhirnya mengkristal menjadi sebuah persahabatan yang tak kan lekang oleh waktu.. bahu membahu saat terjadi masalah..ikut tertawa saat bahagia, dan siap berbagi tangis saat suasana menjadi duka..
Sudah kodratnya bukan? Jika sahabat kita sedang merasa susah dan sedih, kita harus membantu? Sudah seharusnya bukan? Jika sahabat kita sedang membutuhkan teman curhat atau sekedar teman bicara, kita harus memberikan telinga kita untuk mendengar...emm bukan...tidak hanya mendengar menurutku..tapi mendengarkan..mendengar mungkin hanya butuh 20% hati dan perasaan kita, tapi dengan mendengarkan kita bahkan butuh minimal 70% kesadaran dan juga hati untuk melakukanya. Maka tak jarang, kita langka menemukan seorang yang bersedia untuk ”mendengarkan” keluh kesah kita..
Mungkin akan sangat membosankan, jika kalian hanya mendengar kata-kata puitis tentang kehebatan seorang sahabat, mendengarkan kata-kata seperti dalam karya sastra yang mengagung- agungkan sebuah persahabatan..tapi sayang sekali..hal ini tidak akan terjadi pada mereka yang mempunyai sahabat, mereka yang mempunyai dunia ataupun pelukan-pelukan hangat yang selalu siap dalam keadaan apapun, saya yakin anda yang sedang membaca ini termasuk salah satunya..tulisan ini tak bermaksud mendiskriminasikan kalian yang membaca menjadi seorang yang memiliki sahabat dan tidak..karena aku percaya, semua orang pasti memilikinya..mungkin hanya orang-orang yang tak bisa menghargai sebuah cinta, yang akan merasakanya... tapi apakah pernah merasa terkadang, cinta, perhatian, dan rasa sayang kita kepada sahabat, serasa menjadi bomerang bagi diri kita ? dan menjadikan kita lelah melakukanya? ( padahal kodrat sahabat adalah memberikanya secara tulus..?)
Langsung ke pokok persoalan aja lah...mungkin prolog di atas terlalu bertele-tele dan sok puitis..sebelumnya akan dibahas sedikit mengenai altruis..apa itu? ”seperti pernah mendengarnya, tapi aku tak tau artinya” itulah ungkapan yang sering muncul, saat kucoba tanyakan mengenai hal ini kepada teman-temanku..
Kata altruisme pertama kali muncul pada abad ke-19 oleh sosiologis Auguste Comte. Berasal dari kata yunani “alteri” yang berarti orang lain. Menurut Comte, seseorang memiliki tanggung jawab moral untuk melayani umat manusia sepenuhnya. Sehingga altruisme menjelaskan sebuah perhatian yang tidak mementingkan diri sendiri untuk kebutuhan org lain. Jdi, ada tiga komponen dlm altruisme, yaitu loving others, helping them doing their time of need, dan making sure that they are appreciated.Menurut Baston (2002 dalam (Carr, 2004), altruisme adalah respon yang menimbulkan positive feeling, seperti empati. Seseorang yang altruis memiliki motivasi altruistik, keinginan untuk selalu menolong orang lain. Motivasi altruistik tersebut muncul karena ada alasan internal di dalam dirinya yang menimbulkan positive feeling sehingga dapat memunculkan tindakan untuk menolong orang lain. Alasan internal tersebut tidak akan memunculkan egoistic motivation .
Pengertian di atas mungkin singkat, tapi setidaknya bisa menjawab pertanyaan tentang apa itu altruis. Menurutku, setiap orang seharusnya memilki basic altruis dalam dirinya...emm..dengan kalimat lain..setiap orang pasti memiliki basic sifat altruis ini..tentu bukan suatu masalah..sifat altruis justru menjadi anugrah..tapi pertanyaanya..apakah mungkin sifat ini bisa menjadi beban bagi yang memilikinya? Jawabanya adalah IYA...
Based on the true story...terkadang kita merasa kita butuh membantu orang lain, seorang teman mengajak si A untuk menemaninya pergi ke salon, padahal saat itu kita sedang merasa kurang enak badan. Tapi sisi altruis mulai muncul..si A lebih memilih menemani temanya ke salon karena takut temanya kecewa, dan ia mengesampingkan kondisi badanya yang sedang sakit..benarkah tindakan ini? Awalnya merupakan suatu kebanggaan, saaat kita bisa membantu orang lain dan melihat orang lain merasa senang dengan tindakan kita, karena sebagai orang altruis kita akan sangat merasa nyaman saat kita merasa punya banyak teman di sekitar kita..suatu hari si A merasa capek dan terbebani..ia mulai berpikir rugi saat dia menolong temanya, namun teman yang telah ia tolong tidak menghargai sama atas pertolongan yang telah ia terima..si A mulai merasa dimanfaatkan oleh temannya..wajarkah keadaan ini? Dengan adanya masalah ini, ia berinisiatif untuk menanyakan hal ini kepada seorang temannya yang merupakan mahasiswa psikologi..sebut saja si B..saat mendengar curhata dari si A, si B dengan lantang mengatakan “ya, altruis..harusnya kamu bersyukur punya sifat itu, karna justru banyak orang belajar untuk bisa seperti itu”..tapi saat kamu merasa tidak nyaman dengan sifatmu itu..mungkin saja menjadi beban..si A bertanya kepada si B bagaimana cara mengatasi keadaan ini...si B menjawab ( sok profesional ) “ mulai belajar untuk menata kata-kata saat akan menolak ajakan orang yang membutuhan pertlongan, mulai menanamkan POWER OF MIND agar kita tak terbebani”..agak gantung memang..wajar lah baru seorang mahasiswa,belum seorang profesional hehe (but at least,nasihatnya cukup membantu )..tapi si A tidak punya pilihan lain, akhirnya ia melakukan saran si B..dan akhirnya ia mulai menyadari..bahwa sifat altruis itu harus disyukuri,hanya saja kita harus bisa menempatkan porsi yang sesuai unuk membantu orang lain..
Pahami diri sendiri, baru pahami orang lain..
Maknai masalahmu sendiri, baru masalah orang lain..
Karena setiap orang pasti memiliki porsinya sendiri-sendiri untuk menyelesaikan masalahnya..
Lakukan sesuai porsi, jangan merasa terbebani, dan SYUKURi...
Tulisan di atas mungkin membingungkan, tapi penulis sangat beterimakasih bagi pembaca yang sudah bisa sedikit memahami hehe...mengenai topik ini, mungkin agak menyimpang..(maaf saya bukan anak psikologi) jadi mungkin kurang bisa memahami ALTRUIS yang sebenarnya...
[stupid for writing]
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
9 comments
hemm
lucu jugaa ni..
dapet vocab baru hhehe
jadii apa kamu altruis jugaa?
tapi aku sendiri lebih cenderung egois daripada altruis hihihihihi
good job :)
hahaha menurutmu?? :)
i'll try to accept "altruism" with my pleasure haha :D
mengenai altruis, saya akan menjawab dari sudut pandang saya sebagai orang awam yang dekat dengan kejadian-kejadian yang menurut saya melibatkan orang-orang yang mempunyai sifat altruis. saya pun tidak mengelak, saya juga mempunyai sifat altruis.
saya rasa, tidak ada yang perlu ditakuti dari sifat tersebut. setiap sifat mempunyai dampak yang berbeda (dua sisi berbeda), tergantung bagaimana orang tersebut menilai dan bagaimana dia dapat memanfaatkan sifat yang menurut saya adalah anugrah yang luar biasa apabila dapat dipergunakan dengan baik dan dapat memberi manfaat bagi orang lain dan bagi diri sendiri.
bayangkan di dunia ini tidak ada orang yang mempunyai sifat altruis. tidak ada relawan yang menolong orang-orang yang sedang dilanda bencana, hukum bagi orang kecil tidak akan setegak saat ini, dan semua nasib orang kecil akan tetap sama.
karena ada orang-orang yang sangat memikirkan orang lain inilah, yang juga memiliki keberanian luar biasa untuk membantu orang lain tanpa pamrih, keadaan dunia menjadi lebih berwarna, bermakna. simpati, empati mengawali gerakan mereka.
tapi seseorang juga harus jeli. Ada kalanya kita harus menolak apabila tindakan yang ia lakukan memang merugikan. dalam contoh yang diberikan penulis, saat dalam keadaan yg sakit, emang sudah sepantasnya untuk menolak.
untuk urusan "ikut menangani masalah orang lain", itu pun harus ada persetujuan dari paling tidak salah satu pihak dan pengertian dari pihak yang lainnya. karena apabila dilakukan tanpa ada persetujuan dan pengertian, maka terkadang kebaikan kita akan mendatangkan keadaan yang tidak begitu baik bagi pihak yang kita bantu.
kesimpulannya adalah bagaimana kita memandang sifat altruis yang ada di dalam diri kita dan bagaimana cara kita menyikapinya.
buat penulis, terus berkarya, terus berkembang dan melakukan evaluasi. thanks buat postingannya karena dengan tulisan ini wawasan saya tentang altruis bertambah.
sukses selalu.
Gbu
elisabeth : thx for your comment :) saya setuju dengan argumen anda..mungkin kita perlu membentuk komunitas altruis dan membudidayakanya??hehe..let's disccuss about it :D
hahaha..
saya rasa itu ide yang cukup menarik. menurut kamu, apa kamu merasa terbebani dengan sifat altruis kamu?
cukup disayangkan, banyak orang yang tidak mengetahui bahwa mereka memiliki sifat ini. terkadang mereka tidak menyadari perbuatan-perbuatan mereka cenderung mementingkan orang lain. dan setelah tahu, terkadang mereka kecewa karena merasa mereka lebih banyak dirugikan daripada diuntungkan (karena sifat mereka ini). saya juga baru tahu tentang nama sifat ini dari sahabat saya, itupun belum lama.
saya rasa, tindakan kamu benar dengan membuat tulisan ini. karena bagi yang mereka yang membaca akan menimbulkan suatu awareness dalam diri mereka. informasi yang mereka dapatkan dapat memberikan gejolak dan menstimulus pola pikir mereka mengenai bagaimana mereka harus belajar mengolah sifat altruis tersebut dan berkontribusi dengan kelebihan itu.
elisabeth : sulit untuk menjawab pertanyaanmu..mungkin butuh pemahaman lebih dalam untuk memahami altruis yang saya miliki..tapi belajar menerima sebagai anugrah itu yang harus kita lakuakan,betul?
betul sekali, seperti apa yang ditulis olehmu," ia mulai menyadari..bahwa sifat altruis itu harus disyukuri,hanya saja kita harus bisa menempatkan porsi yang sesuai unuk membantu orang lain..
Pahami diri sendiri, baru pahami orang lain..
Maknai masalahmu sendiri, baru masalah orang lain..
Karena setiap orang pasti memiliki porsinya sendiri-sendiri untuk menyelesaikan masalahnya..
Lakukan sesuai porsi, jangan merasa terbebani, dan SYUKURi..."
saya rasa tepat. semoga saja penulis bisa semakin berkembang.
ok kalau begitu, saya sudahi dulu diskusi kita kali ini. saya tunggu postingan yang lain.
Gbu
thats a nice post, ecy.
baru tau ada kata altruis. hheee. .
thx aphied :)
aku ingin berguru blogging denganmu :)
EmoticonEmoticon