“Kekuatan tulisan merupakan senjata yang sangat tajam”. Ungkapan yang mungkin multi interpretasi ini, sekiranya bisa mewakili peran media massa dalam membentuk opini publik.
Media massa saat ini bisa dipastikan merupakan komponen vital yang tidak bisa dihilangkan dari kehidupan sosial masyarakat. Pasalnya, kemampuan media massa untuk menangkap dan mencerna realitas-realitas kehidupan, kemudian mensarikanya dalam bentuk tulisan telah berhasil memasuki pundi-pundi kehidupan. Hal ini menjadikan media massa menduduki peran penting dan salah satunya adalah membentuk opini publik. Publik pada umumnya memilki interpretasi atau cara pandang yang berbeda-beda dalam menanggapi suatu masalah, dan dalam hal ini media massa hadir sebagai penengah. Media massa itu sendiri memiliki suatu area otoritas untuk menyajikan suatu masalah dari satu sudut pandang sehingga pada akhirnya, hal inilah yang akan mengerucut membentuk opini publik. Lalu, ” Apakah media massa bisa membangun opini publik yang salah?” ,jawabanya ”Ya!”.
Spektrum Media Massa
Berangkat dari kinerja media massa pada peristiwa kecelakaan Pesawat Adam Air KI 574 Jenis Boeing 737-400 pada awal Januari Tahun 2007 lalu, kita bisa menangkap celah ketidakprofesionalan media massa yang pada akhirnya membentuk opini publik yang salah. Pada saat itu, muncul kegelisahan baik bagi keluarga korban maupun masyarakat akan hilangnya pesawat Adam Air tersebut, dan masalah ini sering sekali menghiasi pemberitaan baik di media cetak maupun elektronik. Beberapa waktu setelah itu, tiba-tiba muncul head line di hampir semua media massa bahwa “ Pesawat Adam Air telah ditemukan”. Hal ini tentu merupakan berita bahagia yang telah ditunggu-tunggu oleh keluarga korban dan masyarakat. Namun, intermezo kegelisahan ini, pada akhirnya justru membawa media massa pada disfungsi mereka dalam membentuk opini publik. Setelah ditelusuri lebih lanjut, hal itu hanyalah rumor semata yang tidak dapat dibuktikan fakta dan kebenaranya. Sungguh ironis sekali, bak panggung sandirawa yang sedang ber’scene’ bahagia, tiba-tiba disihir seketika menjadi suasana penyesalan dan duka cita yang mendalam. Tidak hanya itu, jika kita telusuri lebih dalam lagi hal ini akan berdampak pada psikologis atau kejiwaan masyarakat, khususnya keluarga korban. Yang lebih penting lagi adalah karena ketidakprofesionalan media massa dalam kinerjanya ini pada akhirnya membawa media massa pada citra yang kurang fungsional di hati masyarakat. Dengan kata lain, spektrum media massa ternyata sangat tajam dan berbahaya, apalagi jika celah ketidakprofesionalan kinerjanya telah dikonsumsi oleh masyarakat. Lalu bagaimana kita bisa menanggapi secara kritis tentang hasil kinerja media massa?
Kritis
Sebagai manusia, kita tentu tidak ingin menjadi manusia yang biasa-biasa saja, yang hanya menerima apapun yang ada tanpa berpikir sekalipun. Sama halnya dengan menanggapi kinerja media massa, kita sebagai konsumen berita hendaknya bersikap tanggap dan kritis agar tidak terhanyut dan terbentuk dalam opini publik yang salah. Cermat dan tidak gegabah, sikap ini sungguh diperlukan dalam menyikapi suatu informasi. Kita harus cermat menangkap maksud berita yang ditulis, dan jangan begitu saja terhanyut oleh diksi media massa yang saat itu digunakan, yang dibutuhkan adalah kecermatan dalam menilik sumber berita dan sinkroisasi dengan fakta, jangan gegabah. Jangan mudah terpengaruh, Sikap yang satu ini mungkin lebih bersifat personal atau pribadi, karena masing-masing dari kita akan berbeda dalam menangkap dan mencerna informasi. Seorang pribadi yang berkualitas adalah pribadi yang memiliki prinsip, sehingga tidak mudah terpengaruh dan terbawa arus, termasuk arus yang kurang positif. Pribadi Komparatif, Menjadi pribadi yang komparatif adalah menjadi pribadi yang melihat sesuatu tidak hanya dari satu sisi saja, melainkan membandingkan dengan sisi-sisi lainya. Dalam hal media massa, seorang yang komparatif adalah pribadi yang tidak hanya terhanyut oleh opini publik dari satu media massa saja, melainkan media-media lainya. Selektif, sikap yang terakhir ini akan membawa seseorang pada opsi yang membangun, dengan kecermatan yang dimiliki, sehingga tidak mudah terpengaruh dan menjadi pribadi yang komparatif, maka pada akhirnya seseorang akan memilih mana yang terbaik dan dapat dipercaya. Sehingga sikap selektif terhadap informasi-informasi yang ada baik dari segi keakuratan dan validitas informasi akan menjadikan seseorang menjadi pribadi yang mampu mengkritisi media massa.(SfW)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
EmoticonEmoticon